GEREJA GMIM GETSEMANI SAKOBAR DIRESMIKAN. GUBERNUR SULUT DAN KETUA SINODE GMIM PIMPIN PENTAHBISAN BERSEJARAH
Radardaerah.com.MANADO– 14 Juli 2024 jadi momentum tak terlupakan bagi keluarga besar jemaat GMIM Getsemani Sario Kotabaru (Sakobar). Sejarah tercatat, Gedung Gereja GMIM Getsemani Sakobar berdiri kokoh dan megah diresmikan langsung Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey bersamaan ditahbiskan oleh Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Pendeta Hein Arina dirangkaikan dengan ibadah pengucapan syukur bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Manado yang ke 401.
Beberapa rangkaian agenda peresmian dan pentahbisan gedung gereja seperti penandatanganan naskah serah terima gedung, penandatanganan prasasti oleh Gubernur dan Ketua Sinode GMIM disaksikan Ketua Jemaat GMIM Getsemani Sakobar Pendeta Meilly Lengkong Pontoh bersama Walikota Manado Andrei Angouw beserta istri Irene Golda Pinontoan serta pembukaan selubung papan nama yang disaksikan para jemaat yang hadir. Semuanya dilakukan di depan halaman gereja.
Surat Keputusan BPMJ Getsemani Sakobar menjadi dasar pelaksanaan kegiatan pembangunan gereja, tertulis “Nomor 11/KPTS-BPMJ/IV/2014 tanggal 2 April 2014 tentang panitia pembangunan gedung gereja jemaat GMIM Getsemani Sakobar dan disusul perubahan susunan panitia pembangunan gereja berdasarkan SK nomor 04/KPTS-BPMJ/IX/2016 tanggal 1 September 2016 tentang perubahan komposisi dan personalia panitia pembangunan”.
Desain gedung diperoleh dari sayembara di 2015. Diikuti 5 peserta. Hasil desain pemenang rancangan yakni model simetris setengah lingkaran pada bagian depan dan ditopang 12 tiang utama sebagai simbol dasar kekristenan 12 Murid Tuhan Yesus. Gedung gereja dibagi dalam tiga lantai. Lantai dasar sebagai kantor dan ruang BIPRA, Konsistori dan ruang serba guna. Lantai kedua dan ketiga sebagai ruang peribadatan. Pada bagian atap kubah berdiameter 16m dan dikelilingi lantai plat beton berfungsi sebagai roof top. Menara setinggi 66 meter dilengkapi lift, tangga, ruang doa, ruang observasi serta lonceng dan jam. Di depan gereja pada tangga utama dilengkapi tangga ramp untuk lansia dan difabel. Gedung gereja di desain dapat menampung 1250 orang dengan total luas 2400 meter persegi.
Proses pembangunan memakan waktu 7 tahun lamanya sejak pembongkaran gedung gereja lama pada April 2017, keesokan hari setelah perayaan Paskah. Anggaran yang terealisasi sampai saat ini sebesar 91,13% dengan nilai Rp 11.227.000.000. Sisa anggaran diperlukan sebesar 8,87% dengan nilai Rp 1.092.695.000 untuk penyelesaian menara gereja termasuk lift dan penataan roof top yang direncanakan menjadi taman terbuka.
Upaya panitia pembangunan dalam mencari sumber dana antara lain swadaya jemaat dengan nilai pemasukan Rp 3.7 Miliar, usaha dana Rp 602 juta, donatur simpatisan dalam dan luar jemaat Rp 1.2 Miliar, proposal swasta atau lembaga pemerintah dan kementrian Rp 225 juta serta sumbangan khusus keluarga Dondokambey – Tamuntuan sebesar Rp 5.4 Miliar. Adapun sumbangan Walikota Manado melalui pekerjaan peremajaan dan pemugaran dana lingkungan kecamatan berupa pemasangan paving block halaman gereja dan penataan areal parkir seluas 1085 meter persegi.
“Dengan di tahbiskannya gedung gereja ini maka berakhirlah tugas panitia pembangunan selama lebih dari 7 tahun bahu membahu bersama jemaat membangun gedung gereja,” papar Ketua Panitia Pembangunan Doddy Sumajouw dalam laporannya dihadapan jemaat.
Setelah itu dilanjutkan pengguntingan pita didepan pintu masuk gereja diikuti proses masuknya jemaat ke dalam gereja yang disambut oleh paduan suara Getsemani Sakobar Choir (GSC) asuhan pelatih kondang Nyiur Melambai Joy Korah. Dilanjutkan dengan peribadatan dipimpin Ketua Sinode GMIM Pendeta Hein Arina.
Dalam sambutan, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan acara peresmian gedung gereja GMIM Sakobar menjadi bukti nyata kebesaran Tuhan. “Atas nama Pemerintah Provinsi Sulut memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih karena peran serta jemaat dan seluruh mantan pendeta yang sudah bersama-sama jemaat mendorong sehingga sarana-prasarana bisa diresmikan,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Wakil Ketua BPMJ Grevo Gerung mengungkapkan kembali pesan awal Gubernur Olly terhadap dirinya saat peletakkan batu pertama di 2016. “Bongkar, katanya kalau tidak bongkar, kebiasaan di GMIM membangun terus menerus. Tidak pernah berhenti. Tapi kalau dibongkar, sekali bangun selesai. Sehingga kami membongkar gedung gereja ini,” ungkap dia dalam sambutan.
Situasi dan kondisi yang dilalui, kata Grevo, membuat pengerjaan pembangunan gedung gereja memakan waktu selama tujuh tahun. “Target awal yang dimohonkan ke pak Gubernur selama 4 tahun. Tapi ternyata karena situasi dan kondisi. Jadilah 7 tahun. Pun masih tersisa pembangunan yang belum terselesaikan sebesar 8 % sisa,” pungkas Akademikus Indonesia sembari menutup sambutan dengan mengatakan berilah reward atas keberhasilan dalam membangun rasa cinta.
Disela peribadatan dilakukan peniupan lilin oleh Walikota Manado Andrei Angouw sebagai tanda rasya syukur Ulang Tahun Kota Manado ke 401. Hadir seluruh pelayan khusus jemaat GMIM Sakobar serta beberapa pejabat tinggi lainnya. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan ramah tamah di basement gedung gereja.
Peliput : Jovan Rakian